pcpmiimojokerto.com

PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN SEGALA PROBLEMATIKANYA

Oleh:Muhamad Sa’dan

Bidang II PC PMII MOJOKERTO

pcpmiimojokerto.com- Catatan ini dipersembahkan untuk memperingati hari Pendidikan nasional dengan berbagai dinamika dan problematika yang ada di ranah pendidikan.
Pendidikan merupakan faktor penting dalam eksistensi sebuah negara, karena dengan kemajuan pendidikan maka negara pun ikut harum namanya, tetapi tidak dengan hari ini. 2 bulan ke belakang pendidikan menjdi salah satu korban dalam efisiensi anggaran, gimana mau berkembang atau maju sedangkan anggaran nya pun juga di potong, seperti Kemendikdasmen mengalami efisiensi sebesar 23,95 persen atau Rp8,03 triliun. Kemendiktisaintek mengalami efisiensi mencapai Rp14,3 triliun dari pagu awal Rp56,6 triliun.

Sungguh miris yang seharusnya pendidikan yang seharusnya menjadi prioritas tapi nyatanya pendidikan malah di tindas, Kebijakan efisiensi anggaran ini berdampak pada berbagai sektor di tanah pendidikan, dari mulai mutu, infrastruktur, honor guru, hingga mungkin naiknya spp di perguruan tinggi. Melihat Pasal 31 ayat (4) UUD 1945 mengatur bahwa negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN, itu juga sebetulnya masih belum cukup untuk ranah pendidikan.

Di tanggal 2 Mei ini yang katanya adalah hari pendidikan nasional, tetapi bagi saya tidak. Ya klau memperingati hari lahir ki Hadjar Dewantara ya oke oke saja, karna jasa beliau di ranah pendidikan cukup besar, ngapain juga ngasih ucapan selamat atau apresiasi untuk pendidikan yang didalamnya penuh problematik dan penindasan bagi rakyat bawah (dehumanisasi).

Ini sangat jauh dengan apa yg di harapkan oleh bapa pendidikan kita yaitu ki Hadjar Dewantara, skrang pendidikan sudah dijadikan komoditas, sudah dijadikan alat bisnis sana sini demi kepentingan dan keuntungan para penguasa yang ingin melanggengkan kekuasaannya, supaya masyarakat Indonesia bodoh tolol dengan di atur oleh sedemikian sistem pendidikan yang ada di indonesia. Apalagi smpai ada efisiensi anggaran pendidikan demi program prioritasnya pak wowo, ya tentunya pendidikan malah mengalami kemunduran dan bukan bagian dari prioritas.

Sungguh sangat miris sekali pendidikan di Indonesia, dan jauh dari hakikatnya. Ya kalau kita padang dari sudut barat menukil dari pemikiran Paulo Freire ya seharusnya pendidikan itu membebaskan atau humanis, tetapi realitasnya jauh dari itu, jauh dari kesadaran kritis yang di ungkapan oleh Freire, bahkan ki Hadjar Dewantara juga mengatakan bahwa pendidikan itu harus mempercantik diri (hamemayu hayuning salirom), mempercantik alam semesta (hamemayu hayuning bawono), mempercantik bangsa/negara (hamemayu hayuning bongso), ke 3 poin yang beliau suguhkan sangattttt jauh dari realitas pendidikan yang ada, mau mempercantik negara sedangkan anggaran nya di pangkas kan lucu sekali

Kita bisa lihat dari sistem ideologi pendidikan di Indonesia, itu atas dasar kepentingan para elit politik saja, dan tidak berorientasi pada kepentingan rakyatnya. Yang seharusnya ideologi pendidikan itu berorientasi pada sosial, eh ini malah berorientasi nya pada politis, sungguh sangatttt miris, sangat miris, sangat membagongkan.

Dilihat dari pandangan kritis bahwasanya pendidikan adalah salah satu penopang bagi keberhasilan atau kemajuan sebuah negara, tapi ya kalau pendidikan nya tetap seperti ini dan dari pemerintah nya tidak mendukung, mau sampai kapan Indonesia mau menjadi negara dengan pringkat pendidikan urutan ke-69 dari 80 negara dalam penilaian PISA (Programme for International Student Assessment), kapan Indonesia menjadi negara yang sejahtra kalau pendidikan nya seperti ini terus, dengan tingkat literasi yang sangat rendah.

Kalau sistem pendidikan nya saja terus seperti ini. Gk guna juga setiap ganti pemerintah ganti juga kurikulum, itu hanya semata-mata ingin terlihat ada perbedaan nya dengan pemerintah selanjutnya. Belum juga kurikulum ter aplikasi di daerah terpencil eh ini sudah digantikan lagi, sangat lucu bukan?, ya berdoa saja lah semoga pendidikan di Indonesia bisa maju tanpa dikorupsi dari dana APBN yang katanya 20% itu, semoga pendidikan di Indonesia bisa merata dan gratis mungkin bagi masyarakat Indonesia.

Harapannya yang katanya ini adalah hari pendidikan nasional, semoga pendidikan di Indonesia semakin sehat, semakin memihak pada masyarakat, dan infrastruktur pendidikan nya merata dari sabang sampai merauke, tentu dengan sistem pendidikan dan anggaran yang cukup guna menunjang tujuan dari pendidikan itu sendiri yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

admin

Recent News